Tetap menantinya, meskipun aku tau hatinya tak lagi sama. Janji yang selalu aku lupa, perihal hati yang sudah tak pernah lagi ditanya, pun terus menerus menantinya.
“Kira-kira apa kabar ia?” Kurang lebih seperti itu dialog sore hari ini pada semesta. Sebenarnya, Apa ya yang telah usai?
“Bukankah kita belum memulai?”
Sebenarnya, Apa ya yang telah usai?, Ikhlasku?, Penantianku? atau bahkan rasa yang dipaksa sudah?. Nyatanya, Ikhlas itu bohong seperti mimpi di siang bolong. Pamit itu, Sakit. Dan rasa juga kian bertumbuh meskipun aku tau ia telah membisu. Kita tak pernah satu, bahkan sulit utuh. Semesta saling membantu untuk tidak mencipta temu.
“Apakah ini Jalan Terbaiknya ?” Tanyaku pada sang semesta.
Lelah ya mengarungi dunia, aku rasa ingin pulang berpangku pada Tuhan. Mengeluhkan akan segala hal yang kurasa, menangis tersedu, hingga ku tahu “aku telah kehilanganmu, sejak dulu”.
dariku yang kesekian kalinya, kehilangan jiwa🥀
By : Fitrianne